Memasuki tahun 2016, perekonomian
Indonesia diprediksi akan lebih baik daripada tahun sebelumnya yang membuat
berbagai pihak khawatir dimana rupiah sempat melemah sampai titik terendah
sejak krisis 1998. Menurut analisis Deutsche Bank, rata-rata pendapatan
perkapita Indonesia akan menjadi USD 6.000 pada tahun ini. Sedangkan menurut
Standard Chartered Bank, Indonesia akan memiliki ekonomi terbesar ke-10 pada
2020 dan naik lagi menjadi kekuatan ke-6 ekonomi dunia pada tahun 2030.
Pun demikian dengan prediksi pemerintah.
Menurut Nota Keuangan dan RAPBN yang dikeluarkan pemerintah, pada tahun 2016 ini perekonomian Indonesia
diharapkan meningkat sebesar 5,5%, tingkat kemiskinan sebesar 9% sampai 10%,
tingkat pengangguran sebesar 5,2%, dan Indeks Pembangunan Manusia sebesar
70,1%. Hal ini tentu menjadi harapan bagi kita semua agar bisa benar-benar
terwujud. Tetapi di tengah-tengah optimisme ini, banyak pertanyaan timbul,
salah satunya adalah “apakah angka-angka tersebut menunjukkan kondisi Indonesia
yang sebenarnya atau hanya sebatas perhitungan statistik belaka?”
Nyatanya, jika melihat
fakta lapangan, maka kita akan temukan banyak persoalan: pembangunan yang hanya terpusat di
kota-kota besar, pendapatan yang tidak merata, dan mahalnya biaya pendidikan
dan pengobatan. Hal-hal tersebut adalah beberapa contoh yang menegaskan bahwa
angka-angka di atas belum menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Masalah utama
yang dihadapi oleh pemerintah saat ini adalah pemerataan. Apalah artinya
perekonomian meningkat sebesar 5,5% jika sebagian besar hanya dinikmati oleh orang-orang
kota? Bukankan penduduk Indonesia adalah mereka yang tinggal dari Sabang sampai
Merauke? Atau tingkat pembangunan manusia yang sebesar 70,1% tetapi tidak semua
orang bisa menikmati pendidikan atau mendapatkan pengobatan? Atau pendapatan
perkapita sebesar USD 6.000 tetapi tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari? Belum lagi penerapan Masyarakat Ekonomi Asean di tahun ini yang pastinya akan mempengaruhi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Kita boleh berbangga bahwa
Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia di masa
mendatang. Tetapi, jika masalah pemerataan ini tidak diselesaikan, maka
angka-angka tersebut hanya akan mewakili sebagian kecil rakyat
Indonesia. Hal ini tentu bukan hanya menjadi tugas pemerintah saja. Semua pihak
diharapkan membantu sesuai fungsi dan perannya masing-masing. Pengusaha
berperan menciptakan lapangan kerja dan iklim ekonomi yang baik sehingga banyak
menyerap tenaga kerja, tidak hanya di kota besar tetapi juga di daerah lain di
Indonesia. Pemerintah dengan membuat dan melaksanakan regulasi yang tidak hanya
berpihak kepada kalangan tertentu. Individu bisa berperan dengan membuat
lembaga-lembaga non-profit yang bertujuan membantu masyarakat di berbagai
bidang. Atau sekedar berbagi gagasan
lewat tulisan seperti ini.
Semoga Indonesia bisa menjadi
lebih baik.
0 komentar :
Posting Komentar